Kesadaran orang akan pentingnya kesehatan mental menjadi sebuah tren populer dan menurut pakar ini adalah hal baik. Namun sayangnya, hal ini masih diikuti dengan stigma masyarakat terhadap orang yang melakukan terapi mental.
Praktik terapi kerap dianggap buruk karena stigma masyarakat bahwa orang yang menemui terapis sama dengan mengakui kelemahan atau sedang ‘stres’. Padahal stigma ini adalah sebuah kekeliruan besar.
Sebab, melakukan terapi untuk mental sama saja dengan berobat ketika kita mengalami sakit fisik, seperti terluka, pusing, atau sebagainya.
Namun, karena adanya stigma di tengah masyarakat, banyak orang yang terganggu secara mental akhirnya menahannya, dan baru datang ke tempat terapi saat secara fisik sudah benar-benar tidak kuat.
“Orang tidak akan datang ke terapi sampai mereka mengalami serangan jantung emosional,” ujar psikoterapis Lori Gottlieb, dikutip dari CNN.
Kebanyakan orang pada akhirnya akan merasa ragu untuk ke tempat terapi karena stigma. Di sisi lain, banyak dari mereka juga yang masih ragu dengan manfaat terapi.
Menurut survei Pew Research Center, 31% responden mengatakan mereka merasa nyaman berbicara dengan terapis mengenai kesehatan mental. Sementara 18% mengatakan mereka tidak terlalu nyaman atau sama sekali tidak nyaman melakukan aktivitas tersebut.
“Ada begitu banyak yang salah paham soal terapi dan saya pikir hal tersebut sering menghalangi seseorang untuk menjalani terapi. Orang yang menjalani terapi pada dasarnya hanya mengeluh dan mendapatkan validasi atas keluhan Anda,” kata Gottlieb.
“Apakah mereka lebih merasakan kegembiraan? Ya. apakah mereka secara umum merasa lebih puas dengan hidup mereka? Apakah stres dan kesedihan yang mereka rasakan berkurang?” imbuhnya.
Gottlieb mengungkapkan bahwa hal-hal semacam itu tidak boleh diremehkan. Ketika seseorang berpikir untuk bahagia, semua hal yang baru dijelaskannya tadi memberi orang tersebut kebahagiaan.
Kanyataannya, terapi dapat meningkatkan rasa bahagia karena adanya tempat cerita bagi seseorang. Lantas, kebahagiaan seperti apa yang diperoleh orang yang menjalani terapi?
Dalam terapi, kita dapat mengeksplorasi subjek yang terlihat remeh. Hal ini karena terapis ingin kita benar-benar sadar terhadap apa yang ingin kita bicarakan dalam hidup. Untuk bicarakan itu, kita mungkin tidak punya banyak ruang.
“Dalam terapi, Anda memiliki ruang di mana Anda dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan sulit dan tidak ada yang menghakimi Anda, dan tidak ada yang mencoba memberitahu Anda ‘Yah, Anda sudah muak’,” kata Gottlieb.
Banyak orang menginginkan hubungan yang lebih dalam dan bermakna, tetapi tidak tahu bagaimana cara mewujudkannya. Kita pun tidak selalu sadar akan hal-hal yang mungkin menghalangi kita untuk memiliki hubungan yang lebih bermakna.
Misalnya banyak orang menghindari atau mencari konflik, sementara yang lain memiliki kecemasan sosial atau tidak pernah mempelajari keterampilan sosial yang diperlukan.

“Kita tidak tahu bagaimana cara menjangkaunya meskipun kita menginginkannya. Dalam terapi, kita belajar bagaimana koneksi tercipta dalam hidup dan menjadi salah satu faktor paling berpengaruh dalam hal kebahagiaan,” ungkap Gottlieb.
Maksud dari mengendalikan cerita adalah terapis membantu kita memahami tentang kehidupannya sendiri, memperjelas cerita, dan membantu kita mengambil kendali atas kehidupan sendiri.
Menurut Gottlieb, terapi itu seperti memperoleh opini kedua yang sangat baik mengenai hidup, dari orang yang belum pernah ada dalam hidup kita.
Teman-teman kita mungkin sering memberi ‘belas kasih yang bodoh’ dengan membenarkan perasaan kita tanpa menunjukkan peran kita dalam konflik apapun. Sedangkan terapis dilatih untuk memberi ‘belas kasih yang bijaksana’.
Terapi membantu orang melihat bahwa mereka merupakan bagian dari kekuatan yang lebih besar dan bukan sekadar individu yang terbentuk tanpa pengaruh dari eksternal.
Pada akhirnya, terapi sangat dibutuhkan untuk seseorang yang sedang bermasalah dengan kesehatan mentalnya. Pakar menilai bahwa yang terpenting adalah melihat manfaat untuk diri sendiri, bukan melihat stigma yang ada.
Jadi, apabila detikers sedang tertekan secara mental, segera untuk mendapatkan teman bicara atau pergi ke tempat terapi atau psikologi terdekat ya!

Untuk lebih lengkapnya Klik Disini!!