Edukasi Terkini : Chichen Itza, Situs Bersejarah di Meksiko yang Simpan Banyak Misteri
Di Meksiko, tepatnya sebuah kota di semenanjung Yucatan, terdapat objek wisata yang sangat populer yaitu Chichén Itzá. Situs tersebut berkembang antara abad ke-9 dan ke-13 Masehi. Meski begitu populer, para arkeolog masih mencari tahu bagaimana situs ini terbentuk.
Chichén Itzá adalah reruntuhan kuno seluas 10 km persegi yang berbentuk seperti piramida. Situs ini pertama kali didatangi oleh pemukim pada tahun 550.
Daya tariknya kemungkinan karena akses terhadap air yang mudah di wilayah tersebut. Akses melalui gua dan lubang runtuhan dalam formasi batu kapur yang dikenal dengan sebutan cenotes.
Lantas, apa yang masih dicari tahu oleh para arkeolog mengenai situs ini?
Pada 1967, para arkeolog menemukan sisa-sisa lebih dari 100 individu yang ditempatkan di dalam waduk di Chichén Itzá. Menurut analisis DNA terhadap 64 kerangka, ditemukan mereka semua berjenis kelamin laki-laki berusia antara 3-6 tahun.
Para peneliti menyimpulkan kemungkinan besar terdapat penguburan massal yang merupakan bagian dari ritual pengorbanan. Akan tetapi, tujuan ritual masih belum jelas.
Ditemukan fakta pula, di antara jenazah terdapat dua pasang saudara kembar, yang mungkin berkaitan dengan mitos Maya kuno tentang pahlawan kembar yang mengunjungi dunia bawah untuk membalas dendam ayah mereka.
Selain penemuan kerangka itu, Chichén Itzá cukup dikenal publik karena situsnya yang begitu bersejarah. Kawasan pemukiman Chichén Itzá masih belum banyak dieksplorasi, tetapi mencakup rumah-rumah dengan kolom.
Dari suatu sumber diceritakan kisah seorang pria bernama K’uk’ulkan (ular berbulu) yang datang dari barat dan mendirikan ibu kotanya di Chichén Itzá.
Apakah cerita ini merujuk pada kelompok Toltec atau Itza, atau sebagian besar hanya bersifat mitos, masih menjadi bahan perdebatan. Namun, kawasan Chichén Itzá terdapat beberapa situs yang menarik pula.
Di jantung kota terdapat El Castillo, yang diambil dari bahasa Spanyol yang berarti benteng. El Castillo merupakan piramida bertingkat.
Seorang uskup Spanyol abad ke-16, Diego de Landa, menyebutnya sebagai “Kuil K’uk’ulcan”, yaitu nama penguasa kota yang legendaris serta dewa ular purba.
Di bagian atas El Castillo terdapat candi setinggi 30 m. Bagian dasar bangunan memiliki tinggi 55 m. Pada keempat sisi piramida terdapat 91 anak tangga yang jika ditotal mencapai 364 anak tangga.
Dikutip dari Live Science, Anthony Aveni dalam bukunya yang berjudul Empires of Time: Calendars, Clocks and Cultures menunjukkan bahwa El Caracol sejajar dengan Venus.
Menurut para penulis sejarah Spanyol, bentuk Caracol yang bulat melambangkan dewa Venus, Quetzalcoatl-Kukulcan. Venus menjadi planet yang memiliki arti penting keagamaan bagi suku Maya kuno.
Di sebelah selatan Chichén Itzá terdapat El Caracol, yang namanya juga diambil dari bahasa Spanyol yang berarti siput. Barisan kolom yang mengarah ke pintu masuk tangga struktur merupakan ciri khas dari arsitektur Toltec, yang ditandai dengan penggunaan banyak kolom.
Ketika meniti tangga, kita dapat melihat sepasang patung ular berbulu, kepala di tanah, dan menatap ke arah kita. Ada pula patung Chacmool, yaitu utusan para dewa yang legendaris. Patung tersebut berada di posisi berbaring dengan perut yang rata.
Ada dugaan bahwa area datar tersebut mungkin digunakan untuk mengorbankan jantung manusia.
Untuk lebih lengkapnya Klik Disini!!