Tutorial Terkini : Untung Rugi Joki Tugas, Siapa yang Paling Terdampak?


Portrait young asian creative business person working success project with team Business people weare casual suit outfit working happy action in modern Coworking space
Foto: Getty Images/primeimages

Joki tugas fenomena yang kontroversial dan sensitif di lingkup pendidikan. Sebab melibatkan banyak pihak. Mulai dari pelajar atau mahasiswa, pelaku joki tugas, tenaga pengajar, institusi pendidikan, hingga orang tua.

Pelaku joki tugas sudah pasti mendapatkan keuntungan berupa uang atau imbalan lainnya, dibarengi dengan ancaman atau konsekuensi yang sewaktu-waktu dapat menghantuinya.

Namun, bagaimana dari sisi pihak yang lain? Apakah keuntungan dan kerugian ini seimbang? Berikut dampak yang dirasakan dari sudut pandang masing-masing pihak.

Meskipun tidak ada kebijakan atau aturan tertulis pada beberapa perguruan tinggi dan institusi pendidikan lainnya, para tenaga pengajar seperti dosen tetap tidak menganjurkan penggunaan joki tugas.

“Tugas ini dijadikan cara kita (para dosen) untuk mengukur si mahasiswa ini, sudah paham atau belum tentang materi ini. Nah, kalau dikerjakan orang lain, berarti kan saya enggak tahu nih apakah mereka (mahasiswa) sudah paham atau enggak,” jelas salah satu dosen di perguruan tinggi di Purwokerto yang enggan disebutkan namanya.

“Saya mungkin mewakili para dosen ya. Tentu kami tidak menganjurkan joki tugas ini karena kembali ke aspek untung rugi. Yang rugi itu teman-teman mahasiswa ya, kita melaksanakan pembelajaran itu untuk mereka,” tegasnya.

Prof Dr Sunny Ummul Firdaus SH, MH selaku dosen Fakultas Hukum sekaligus Ketua Majelis Kode Etik Mahasiswa (MKEM) Universitas Sebelas Maret (UNS) menyampaikan argumen serupa.

“Menurut saya ya jadi benar-benar enggak belajar atau otomatis dia enggak menguasai materi. Kemudian dari integritas akademik, yang rusak yakni kualitas pendidikan ini menjadi menurun. Ini kemudian mahasiswa bisa tergantung pada joki tugas,” ujar Prof Sunny.

Pengguna joki begitu memermasalahkan nilai sehingga menimbulkan ketidakadilan dengan tidak mengerjakan apa-apa, tetapi tetap mendapat nilai yang bagus.

“Dampak negatifnya cukup signifikan adalah tentu saja itu tidak adil. Bahwa ketidakadilan itu akan muncul bagi siswa yang bekerja keras untuk menyelesaikan tugas mereka sendiri. Dan mereka yang mengerjakan joki tugas, mungkin mereka akan mendapatkan nilai yang sama bagusnya, tapi tidak usaha,” jelas Prof Sunny.

Nilai akademik yang buruk begitu menampar pelajar atau mahasiswa sehingga memaksa mereka untuk menggunakan joki tugas. Padahal dampak yang dirasakan yang sebenarnya adalah pertanggungjawaban mereka ketika memasuki dunia kerja.

“Ketika kalian menjokikan satu tugas di suatu mata kuliah, nanti waktu kerja itu ternyata mata kuliah itu kalian enggak bisa menguasai. Nah itu yang merugikan malah di level teman-teman mahasiswa sebetulnya,” ungkap dosen dari Purwokerto.

“Jadi kerugian sebenarnya itu waktu di industri, di dunia kerja ya. Kalau nilai mungkin bisa direkayasa karena bantuan joki. Tapi tantangan sebenarnya itu akan kelihatan banget masalah nilai tanggung jawab kalian ke industri kerja,” imbuhnya.

Salah satu orang tua mahasiswa, Mami (bukan nama sebenarnya), menyampaikan pendapatnya mengenai untung atau ruginya anak jika menggunakan jasa joki tugas.


Mami mengatakan, sebagai orang tua kurang setuju anaknya mengerjakan tugas melalui joki tugas. Karena efek ke depannya kurang tahu pelajaran-pelajaran yang dikerjakan oleh joki tugas

“Anak jadi kurang tahu atau kurang terdidik karena tidak berusaha belajar sendiri dan hanya mengandalkan orang lain,” jelas Mami.

Dampak juga dirasakan oleh orang tua karena sudah buang-buang uang percuma dan menyekolahkan sang anak sia-sia karena tidak menjadikannya pintar.

Salah satu dosen yang enggan disebutkan namanya juga menyayangkan ketika anak didiknya menggunakan joki tugas. Namun, dosen juga tidak menutup mata mengenai keuntungan yang dapat diperoleh para mahasiswa.

Sebab ada kemungkinan joki tugas menguntungkan bagi para mahasiswa karena membantu. Membantu dalam hal ini adalah menjadi ‘tutor’ atau teman belajar untuk memperoleh pengetahuan baru.

“Jadi selain mengerjakan tugas, penjoki memberikan penjelasan ke customer, it’s ok gitu ya karena prinsipnya belajar itu dari siapapun kan ya konsepnya,” tambah dosen tersebut.

Sehingga mahasiswa atau pelanggan lainnya dapat belajar bersama joki tugas. Hal ini menjadikan mahasiswa tidak kehilangan konsentrasi dari pembelajaran atas pemberian tugas tersebut.

Untuk lebih lengkapnya Klik Disini!!