Tutorial Terkini : 4 Tahun Program MBKM Transformasi Pendidikan Tinggi


4 Tahun Program MBKM Transformasi Pendidikan Tinggi
Foto: Kemendikbudristek

Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB) edisi khusus Kampus Merdeka Fair (KM Fair) 2024 telah sukses digelar di Padang, Sumatera Barat. Berkonsep hybrid, yaitu secara luring di Universitas PGRI Sumatera Barat dan disiarkan melalui kanal YouTube Kemendikbud RI dengan kehadiran juru bahasa isyarat.
Mengangkat tema ‘Bergerak Bersama Lanjutkan Kampus Merdeka’, acara Silaturahmi Merdeka Belajar menjadi titik temu untuk membahas empat tahun berjalannya Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Selain itu, hal ini memperkuat komitmen bersama untuk melanjutkan MBKM dan mewujudkan Indonesia Emas 2045 melalui transformasi pendidikan tinggi.
Ada empat narasumber yang diundang untuk berbagi kisah keberhasilan dan upaya melanjutkan MBKM, yaitu Afdalisma selaku Kepala LLDikti (Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi) Wilayah X, Gugup Kismono selaku Ketua Pelaksana Pusat Kampus Merdeka (PPKM), Rina Widiyana selaku Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas PGRI Sumatera Barat, dan Nur Aini sebagai mahasiswa alumni salah satu program MBKM.
Pada kesempatan ini, Afdalisma menekankan pentingnya peran LLDikti dalam mendongkrak implementasi MBKM untuk mendorong transformasi pendidikan tinggi. Afdalisma menyebutkan bahwa MBKM bukan hanya milik Perguruan Tinggi semata, sehingga diperlukan sinergi dan kemitraan yang baik antara berbagai pihak.
“Tahun 2022, kami baru sadar jika MBKM adalah milik kita bersama, bukan hanya dosen, mahasiswa, dan tenaga pendidik. Tetapi juga milik pemerintah daerah, pemerintah provinsi, pemerintah kota, dan pelaku industri. Semua bersinergi dan bermitra sehingga implementasi MBKM, terutama di Perguruan Tinggi Swasta LLDikti X, sebanyak 118 Perguruan Tinggi Swasta, bisa di dongkrak,” ucap Afdalisma dalam keterangan tertulis, Kamis (27/6/2024).
Sementara di tingkat nasional, terdapat perkembangan positif di berbagai wilayah LLDikti di Indonesia. Menurut Gugup Kismono, ada sekitar 1.240 Perguruan Tinggi yang sudah terlibat dalam MBKM. Di tahun 2024, diperkirakan akan ada 800 ribu mahasiswa yang terlibat dalam MBKM, baik flagship maupun mandiri, dan bisa mendapatkan manfaatnya.
Meski begitu, implementasi MBKM bukannya tanpa pro-kontra. Rina Widiyana mengungkapkan bahwa awalnya terdapat pro-kontra yang besar antara pimpinan Perguruan Tinggi, dosen, dan mahasiswa. Untuk mengatasi hal tersebut, Universitas PGRI Sumatera Barat terus menjalankan sosialisasi, menjelaskan kelebihan dan kekurangan MBKM, serta berusaha menyamakan persepsi. Hasilnya, Universitas PGRI Sumatera Barat menjadi salah satu Perguruan Tinggi terbaik yang melaksanakan MBKM di LLDikti X.
“Kami berusaha mendatangkan pakar, mengadakan lokakarya, untuk mengintegrasikan MBKM dalam kurikulum kami. Di tahun 2023, kami memiliki buku pedoman kurikulum yang mengintegrasikan kurikulum Merdeka Belajar. Kami juga mengembangkan sistem informasi khusus untuk MBKM, baik untuk proses perekrutan mahasiswa sampai dosen pendamping, pelaporan, konversi dan rekognisi sks,” jelas Rina seputar upaya implementasi MBKM di Universitas PGRI Sumatera Barat.
Keberhasilan implementasi MBKM di Universitas PGRI Sumatera Barat juga memberikan dampak baik bagi mahasiswa mereka. Nur Aini, salah satu mahasiswa sarjana di prodi Pendidikan Ekonomi Universitas PGRI Sumatera Barat, membagikan pengalamannya saat ikut program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Angkatan 2. Dalam program itu Nur melakukan pertukaran ke Universitas Hayam Wuruk Perbanas Surabaya.
“Cita-cita saya menjadi seorang guru. Program MBKM sangat berpengaruh karena dari MBKM saya bisa belajar di universitas lain. Tentu sangat berbeda cara belajarnya, penyampaiannya, dan lingkungannya,” kenang Nur.
Ia menyebutkan bahwa pembelajaran di Universitas Hayam Wuruk Surabaya banyak dilakukan dengan bahasa Inggris sehingga memotivasi dirinya untuk semakin banyak belajar bahasa Inggris. Nur Aini juga merasa dirinya didorong untuk lebih berani bicara di depan umum.
Dampak positif tersebut dibenarkan oleh Gugup Kismono. MBKM memberikan dampak personal, dampak ekonomi atau finansial, juga dampak sosial. Lulusan PT akan memiliki paket komplit yang relevan dan lebih siap berhadapan dengan kebutuhan riil. Hal ini akan meningkatkan kemungkinan lulusan perguruan tinggi bisa lebih cepat terserap oleh Industri setelah lulus dari Perguruan Tinggi.Dampak-dampak positif ini merupakan salah satu kunci untuk menguatkan ide-ide seputar MBKM Mandiri.
“Jadi tidak hanya pada flagship, karena flagship hanya inspirasi. Melalui berbagai manfaat yang ada, hal ini dapat mendorong PTN dan PTS untuk menguatkan MBKM-nya,” ungkap Gugup.
Perguruan tinggi menjalankan MBKM secara mandiri karena melihat MBKM sebagai inovasi sistem pendidikan. Hal ini yang mendorong perguruan tinggi untuk bertransformasi menjadi lembaga pendidikan yang lebih relevan, yang pada gilirannya akan meningkatkan relevansi lulusannya.Gerakan ini mulai dirasakan di LLDikti Wilayah X pada tahun 2023.

“MBKM awalnya gebrakan, tetapi harus menjadi kebiasaan karena manfaat-manfaatnya sudah konkret. Butuh kerja sama antara dunia akademik, industri, dan pemerintah. Untuk menjadi kebiasaan, maka harus dilakukan secara terstruktur dan jangan berhenti karena jika berhenti sulit untuk mengawalinya kembali. Kita harus melanjutkan kebersamaan ini, mengawal MBKM secara terstruktur dan berkelanjutan,” tandas Gugup Kismono.
Terdapat banyak Perguruan Tinggi Swasta yang melaksanakan MBKM Mandiri pada tahun 2023. Partisipasi PTS ini diperkuat dengan adanya Permendikbud 210 Tahun 2023 mengenai Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi. Implementasi MBKM memang berkaitan erat dengan pencapaian IKU di Perguruan Tinggi.
Sedangkan di tahun 2024, LLDikti X mendapat kesempatan untuk melaksanakan program magang bersertifikat dengan kuota sebanyak 46 kota. LLDikti X juga memiliki program unggulan yang berkaitan dengan MBKM, seperti kegiatan Entrepreneurship Award yang diperuntukkan bagi mahasiswa.
Dalam konteks perkembangan MBKM Mandiri, Universitas PGRI Sumatera Barat juga menyatakan bahwa mereka telah merintis MBKM Mandiri sejak 2023. Total, ada 868 mahasiswa yang dikirim untuk melakukan 7 BKP (Bentuk Kegiatan Pembelajaran) MBKM Mandiri.
Rina Widiyana sebagai salah satu Narasumber juga menyampaikan beberapa pesan mengenai pentingnya keberlanjutan MBKM sebagai wujud tanggung jawab kepada masyarakat untuk membangun Indonesia yang lebih baik.
“Banyak keuntungan atau nilai positif dari MBKM, sehingga jangan ragu untuk mengimplementasikan MBKM. Banyak keuntungan untuk Perguruan Tinggi, lembaga, dosen, dan pengembangan kompetensi lulusan kita. Mari bersama-sama melanjutkan MBKM ke depan,” ungkapnya.

Untuk lebih lengkapnya Klik Disini!!