Edukasi Terkini : Pelarangan HP di Sekolah-sekolah Amerika Tuai Perdebatan
Amerika Serikat akan melarang penggunaan handphone di sekolah. Beberapa negara bagian sudah menerapkan kebijakan ini.
Pelarangan handphone di sekolah merupakan tren yang semakin berkembang di AS seiring semakin banyaknya negara bagian dan sekolah di AS yang mempertimbangkan cara mengelola ketergantungan anak-anak terhadap handphone.
New York dan California, dua negara bagian AS yang paling padat penduduknya, sedang mempertimbangkan kebijakan baru di seluruh negara bagian. Awal pekan ini, Gubernur California, Gavin Newsom, menyerukan larangan penggunaan handphone di ruang kelas.
Di New York, Gubernur Kathy Hochul telah menganjurkan undang-undang serupa. Kemudian musim semi ini, Gubernur Indiana menandatangani undang-undang larangan handphone di ruang kelas.
Sebagian besar sekolah di Amerika sudah mempunyai kebijakan handphone. Sekitar 76% sekolah melarang penggunaan handphone untuk kegiatan non-akademik pada tahun ajaran 2021-2022, seperti dilansir BBC.
Namun, gelombang peraturan terbaru ini masih menuai perdebatan. Para guru dan orang tua melihat handphone masih diperlukan untuk hal-hal tertentu.
Salah satu kejadian yang mengubah pandangan terhadap handphone adalah penembakan di Sekolah Menengah Columbine di Colorado pada tahun 1999. Kejadian ini menyebabkan beberapa orang tua dan sekolah menilai kembali handphone sebagai alat komunikasi utama dalam keadaan darurat.
Negara-negara bagian melonggarkan peraturan tersebut, termasuk California, yang mencabut larangan telepon pada tahun 2002.
Di lain sisi, terdapat gelombang isu kesehatan mental yang muncul akibat handphone. Ahli Bedah Umum Vivek Murthy berpendapat bahwa media sosial meningkatkan risiko anak-anak mengalami gejala kecemasan dan depresi.
“Hal ini membuat sangat sulit, tidak hanya untuk belajar, tapi juga membuat sulit di sekolah untuk membangun hubungan dan persahabatan,” sambungnya.
Sejumlah badan kesehatan negara bagian AS sebelumnya menyatakan, studi menunjukkan remaja yang menghabiskan lebih dari tiga jam sehari di media sosial menghadapi risiko dua kali lipat masalah kesehatan mental, seperti kecemasan dan depresi.
Untuk lebih lengkapnya Klik Disini!!