Edukasi Terkini : Benarkah Kontrol Kognitif Bermanfaat untuk Latih Fokus? Begini Kata Riset


Ilustrasi senam otak
Ilustrasi kontrol kognitif. Foto: Getty Images/iStockphoto/Jomkwan

Pernahkah detikers sedang melakukan aktivitas yang produktif tetapi terdistraksi dengan hal-hal yang tidak penting, misalnya membuka sosmed? Nah hal tersebut tentu mengganggu sesuatu yang ingin diselesaikan, kondisi ini berkaitan dengan kontrol kognitif.
Kontrol kognitif adalah kemampuan seseorang untuk mengarahkan dan mengatur pikiran serta tindakan mereka untuk mencapai tujuan tertentu.
Tahukah detikers, ada orang-orang yang mempercayai beberapa latihan dapat membuat kontrol kognitif anak-anak mereka semakin baik. Namun, sebuah studi yang dikutip dari Sciencie Daily mengungkapkan, beberapa latihan untuk meningkatkan kontrol kognitif sebenarnya tidak memiliki pengaruh yang signifikan, bahkan menyia-nyiakan waktu dan sumber daya.
Menurut Profesor Nikolaus Steinbeis sekaligus penulis utama studi ini, kontrol kognitif adalah fungsi kognitif yang sangat penting dan berkorelasi positif dalam pengambilan keputusan yang bijaksana, prestasi akademik, keterampilan sosial yang baik, dan kesehatan mental.
Steinbeis juga menjelaskan jika anak-anak memiliki kontrol kognitif yang baik, maka mereka cenderung mempunyai kesehatan mental dan pencapaian yang lebih baik. Untuk mencapai hal itu, terdapat program pelatihan otak yang diklaim bisa meningkatkan kontrol kognitif anak-anak, tetapi Steinbeis mengatakan keampuhan pelatihan ini tidak konsisten.
Ini terbukti dari studi yang telah ia dilakukan dengan melibatkan 235 anak dengan usia 6 hingga 13 tahun dalam pelatihan selama 8 minggu yang bertujuan meningkatkan kontrol kognitif atau seberapa cepat mereka menyelesaikan tugas.
Pelatihan yang dilakukan berfokus pada bagaimana anak-anak menghentikan diri sendiri dari aktivitas yang tidak penting dalam mencapai tujuan, seperti menyelesaikan berbagai tugas yang mengharuskan mereka menghambat dorongan dalam melakukan hal-hal yang tidak berhubungan dengan tugas.
Setahun kemudian, anak-anak yang telah melakukan pelatihan diuji tentang bagaimana hasil dari pelatihan tersebut.
Para peneliti menunjukkan apa yang mereka pernah latih dapat meningkatkan kinerja mereka, tetapi hanya sebatas apa yang mereka latih saja. Pasalnya, keterampilan selain pelatihan ternyata tidak memengaruhi kinerja seperti hambatan dan kecepatan mereka dalam mengerjakannya.
Selain itu, pemindaian MRI yang dilakukan peneliti tidak menemukan perubahan dalam struktur dan fungsi otak di seluruh bagian otak. Kemudian analisis statistik tambahan juga memberikan bukti bahwa efek pelatihan tersebut tidak ada.

Menurut Profesor Steinbeis, penemuannya menunjukkan bahwa pelatihan kontrol kognitif yang dianggap penting ternyata tidak memberikan manfaat yang luas dan bahkan dalam jangka waktu yang lama.
Untuk itu, ia mengingatkan agar tidak selalu berpikir bahwa kontrol kognitif dapat ditingkatkan dengan sejumlah latihan, karena hal itu tentu akan membuang sumber daya dan waktu.
“Sebaliknya, mungkin lebih baik untuk fokus pada bagaimana kita menggunakan kontrol kognitif kita dalam latihan. Kita lebih mampu berkonsentrasi dan belajar secara efektif ketika kita termotivasi, jadi fokus pada faktor motivasi mungkin merupakan cara yang lebih baik untuk memengaruhi cara kita menggunakan kontrol kognitif untuk memandu perilaku kita,” ucap Steinbeis.

Untuk lebih lengkapnya Klik Disini!!