Berita Terkini : Israel Serbu Permukiman di Gaza, Paksa Warga Palestina Pergi ke Selatan


A general view shows the site of Israeli strikes on houses, amid Israel-Hamas conflict, at Al Shati refugee camp in Gaza City, June 22, 2024. REUTERS/Ayman Al Hassi     TPX IMAGES OF THE DAY
Foto: REUTERS/Ayman Al Hassi

Pasukan Israel menggempur Shejaia, salah satu distrik di Kota Gaza, Palestina. Israel juga memaksa warga setempat pergi ke wilayah selatan.
Dilansir Reuters, Kamis (27/6/2024), Israel menyerbu sebuah lingkungan di Kota Gaza dan meminta warga Palestina menyingkir ke sisi selatan. Israel mengerahkan tank hingga drone ke permukiman.
Israel sendiri sedang mengebom Kota Rafah di selatan Gaza dalam apa yang diklaim mereka sebagai tahap akhir operasi melawan militan Hamas di sana. Penduduk di lingkungan Shejaia pun kaget dengan tank-tank yang datang dan menembak pada sore hari.
“Kedengarannya perang akan dimulai kembali, serangkaian pemboman yang menghancurkan beberapa rumah di daerah kami dan mengguncang bangunan,” kata salah satu warga, Mohammad Jamal (25).
Layanan Darurat Sipil Palestina mengatakan ada laporan mengenai orang-orang yang tewas dan terluka di Shejaia. Namun, tim mereka tidak dapat mendekat karena serangan terus berlangsung.
Sayap bersenjata Hamas mengatakan mereka telah meledakkan alat peledak yang sudah dipasang sebelumnya terhadap tank Israel di timur Shejaia.
Israel menuduh para militan bersembunyi di antara warga sipil dan mengatakan pihaknya memperingatkan para pengungsi agar menyingkir dari operasinya melawan para militan.
“Kepada seluruh penduduk dan pengungsi di daerah Shujaiya dan lingkungan baru demi keselamatan anda, anda harus segera mengungsi ke selatan di Jalan Salah al-Din menuju zona kemanusiaan,” juru bicara militer Israel, Avichay Adraee.
Media yang dikelola Hamas melaporkan tank-tank tersebut bergerak sebelum pos tersebut dan orang-orang dari pinggiran timur berlari ke arah barat di bawah tembakan ketika Israel memblokir jalan ke selatan. Belum ada komentar lainnya dari militer Israel.
Lebih dari delapan bulan setelah perang Israel di Gaza yang dipicu oleh serangan lintas perbatasan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023, para pejabat bantuan mengatakan wilayah tersebut masih berisiko tinggi mengalami kelaparan, dengan hampir setengah juta orang menghadapi kerawanan pangan.
“Kami kelaparan di Kota Gaza, dan diburu oleh tank dan pesawat tanpa ada harapan bahwa perang ini akan berakhir,” kata Jamal.

Kematian seorang anak perempuan lainnya di Rumah Sakit Kamal Adwan pada Rabu malam menambah jumlah anak-anak yang meninggal karena kekurangan gizi dan dehidrasi menjadi sedikitnya 31 orang. Pejabat kesehatan Gaza mengatakan perang membuat pencatatan kasus-kasus tersebut menjadi sulit.
Israel membantah tuduhan bahwa mereka telah menciptakan kondisi kelaparan, menyalahkan badan-badan bantuan atas masalah distribusi dan menuduh Hamas mengalihkan bantuan, tuduhan yang dibantah oleh para militan.
Di Gaza selatan, rekaman drone di media sosial, yang tidak dapat segera diautentikasi oleh Reuters, menunjukkan puluhan rumah hancur di beberapa bagian Rafah, dan desa Swedeya di sisi barat kota tersebut hancur total.
Belum ada komentar langsung dari militer Israel mengenai aksi militer semalam tersebut. Mediasi internasional yang didukung oleh AS gagal menghasilkan kesepakatan gencatan senjata meskipun perundingan terus berlanjut di tengah tekanan kuat Barat agar Gaza menerima lebih banyak bantuan.
Ketika Hamas menyerbu Israel selatan pada 7 Oktober 2023, mereka membunuh sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang. Sementara, serangan Israel di Gaza telah menewaskan 37.658 orang dan melukai puluhan ribu orang lainnya.

Untuk lebih lengkapnya Klik Disini!!