Tutorial Terkini : Punya 1,000 Hektare, Narji Cagur Jadi Juragan Tanah


Narji Cagur
Foto: Instagram @narji77

Pelawak Narji Cagur memiliki lahan yang sangat luas yaitu 1.000 hektare. Ia memiliki lahan yang berada di berbagai daerah, seperti Pekalongan, Pamulang, dan Parung yang digunakan sebagai area pertanian.
Narji mengaku sudah sejak lama membeli tanah-tanah tersebut. Adapun, yang membeli lahan tersebut adalah istrinya.
“Pokoknya awalnya sih dari muda emang udah kayak gitu dan bini gua juga aneh kadang-kadang waktu gua setiap kasih uang bulanan disimpan, pas gua mudik ‘yah itu sawah yang baru’,” ungkapnya dalam Pagi-Pagi Ambyar Trans TV, dikutip Selasa (25/6/2024).
Belakangan ini, Narji sedang hobi bercocok tanam dan banyak belajar dari mertuanya. Hal itu sejalan dengan dirinya yang sedang menjadi brand ambassador sebuah produk pupuk.
“Gua sekarang lagi hobi bertani segala macam, lagi banyak belajar tentang pertanian jadi lagi explore banget umpamanya cara mengolah tanah dari kena unsur kimia gimana ngebalikin ke natural, banyak lah, belajar proses nanem, banyak lah karena mertua gua tuh petani banget,” ungkapnya.
Selain digunakan untuk bercocok tanam, lahan juga bisa lho digunakan untuk berinvestasi. Hal itu karena investasi properti tidak hanya berupa bangunan saja, tetapi juga bisa berupa lahan.
Menurut Konsultan Properti Anton Sitorus, untuk menentukan lahan apa yang akan dibeli sebaiknya bedakan dulu apakah lahan yang dibeli untuk investasi atau untuk keperluan pribadi. Sebab, keduanya berbeda.
Apabila ingin membeli lahan untuk investasi, kamu juga perlu memikirkan akan digunakan sebagai apa dan juga prospek ke depannya. Jangan sampai tanah yang kamu beli itu justru bikin kamu rugi.
“Prinsipnya sama kayak bangunan, lokasi itu mempengaruhi. Lokasi itu faktor yang mempengaruhi juga banyak, apakah lokasi baru berkembang atau sunset atau lokasi yang karakternya perumahan atau komersial atau industri, macam-macam,” ungkapnya kepada detikProperti.
Nah, untuk kamu yang ingin berinvestasi properti dalam bentuk lahan, sebaiknya perhatikan juga peruntukannya. Misalnya, lahan pertanian, lahan residensial, lahan industri, atau lahan komersial. Sebab, harga dan return atau keuntungan yang didapatkan juga berbeda.
Anton berkata, lahan pertanian merupakan lahan dengan nilai yang paling murah dan keuntungan yang tidak terlalu besar. Sementara itu, lahan komersial adalah lahan yang bisa mendatangkan cuan atau keuntungan yang cukup tinggi.

“Tanah itu ada tingkatan-tingkatan menurut nilai. Tanah pertanian itu nilainya paling rendah. Kayak tanah sawah itu saking murahnya orang menghitungnya nggak per meter tapi per hektare,” paparnya.
Setingkat di atas tanah pertanian, ada tanah residensial atau hunian. Tanah residensial biasanya digunakan untuk hunian atau perumahan. Umumnya, harganya berkisar dari ratusan ribu Rupiah hingga puluhan juta Rupiah per meter persegi.
“Yang lebih tinggi lagi nilainya adalah tanah komersial. Tanah komersial ini dijual lokasinya di pinggir-pinggir jalan raya yang lokasinya strategis lah,” tuturnya.
Selanjutnya ada juga lahan industri. Lahan Industri biasanya digunakan untuk bangun pabrik maupun pergudangan.
“Karena tingkatan-tingkatan itu, kita kalau mau investasi harus lihat-lihat. Kalau tanah sawah ya artinya itu paling rendah (nilainya), tapi kita tahu tanah sawah atau perkebunan itu nanti akan ada pembangunan, misalnya itu bakal jadi perumahan atau jalan tol ya kalau kita pintar-pintar, bisa saja beli tanah itu. Nanti begitu ada rencana pembangunan, kita jual lagi dengan harga yang pasti mahal,” pungkasnya.

Untuk lebih lengkapnya Klik Disini!!