Edukasi Terkini : Mirip Manusia, Hewan Ini Juga Bisa Mengerti Statistik Sederhana


Ilustrasi Baboon Mandrill
Ilustrasi babun. Foto: skeeze/Pixabay

Pernahkan detikers membayangkan seekor monyet bisa melakukan analisis terhadap suatu statistik? Ternyata sebuah riset telah mengungkap bahwa salah satu jenis monyet yang disebut babun bisa melakukan hal demikian.
Makalah berjudul “The baboon as a statistician: Can non-human primates perform linear regression on a graph?” yang ditulis Lorenzo Ciccione dan peneliti lain (2024) tersebut menyebut babun dapat memahami statistik yang terdapat dalam grafik sebar.
“Mereka memperkirakan dengan tepat kemungkinan terjadinya peristiwa yang diambil dari distribusi tertentu; mereka dapat mengenali dan mempelajari keteraturan statistik dalam rangsangan linguistik dan non-linguistik,” jelas penulis, dilansir dari makalah tersebut yang diunggah di biorxiv.org.
Selain itu, para babun yang disurvei bisa memahami rata-rata berbagai fitur seperti warna, orientasi, dan ukuran dari kumpulan data item yang besar. Keterampilan tersebut disebut ‘ensemble perception’.

Dalam mencermati kemampuan monyet satu ini, para peneliti mengajari sekelompok 23 babun Guinea. Mereka diajari cara mengasosiasikan berbagai kualitas plot sebar hingga tingkat kebisingannya.
Hal yang diuji, apakah mereka bisa menggambarkan apa yang mereka lihat. Meski tak serumit statistik yang biasa diolah manusia, tetapi perhitungan statistik yang didesain cukup terperinci dengan menggunakan nilai t.
“Dalam fase ini, babun dibiasakan dengan tugas mencocokkan sampel bersyarat yang digunakan di sepanjang sesi yang berbeda. Pada awal percobaan, babun harus menyentuh tanda silang fiksasi yang ditampilkan di bagian bawah layar” jelas peneliti dalam makalah.
Hasil penelitian menunjukkan babun bisa melakukan analisis statistik intuitif yang sama seperti manusia dewasa dan anak-anak meskipun kurang akurat. Namun, mereka sudah cukup bisa melakukannya menggunakan nilai t yang sama persis.
Banyak babun yang berhasil mempelajari tugas mencocokkan sampel bersyarat ini untuk plot tanpa suara dan plot yang berisik.
“Kami menemukan bahwa jika hewan diberikan rangsangan respons yang mudah dibedakan, mereka dapat mempelajari tugas ini. Temuan ini harus mendorong peneliti kognisi hewan untuk selalu mempertimbangkan variabilitas antar individu ketika mempelajari kinerja hewan non-manusia,” tuturnya.
Fakta selain kemampuan pengenalan terhadap statistik yang dimiliki seekor babun adalah mereka mempunyai suara teriakan yang keras. Mereka memiliki setidaknya 10 vokalisasi berbeda yang mereka gunakan untuk berkomunikasi, demikian dilansir dari Live Science.

Babun Guinea terdaftar sebagai hewan yang hampir terancam karena diyakini bahwa mereka telah kehilangan 20 hingga 25 persen wilayah jelajahnya dalam 30 tahun terakhir. Hilangnya wilayah jelajah ini sebagian besar disebabkan oleh peternakan dan perburuan yang dilakukan manusia.
Habitat mereka hanya bisa ditemukan di Afrika dan Arab. Ada empat jenis babun yang tersebar di seluruh dunia yakni chacma, zaitun, kuning dan Guinea.
Di antara hewan jenis monyet lainnya, babun menjadi monyet paling besar. Tinggi badan mereka bisa mencapai 60-86 cm.
Mereka juga termasuk monyet yang paling nyentrik di antara jenis lainnya karena memiliki jambul rambut di kedua sisi wajahnya. Dalam bertahan, mereka biasanya berkelompok sehingga biasa disebut sebagai pasukan.

Untuk lebih lengkapnya Klik Disini!!