Edukasi Terkini : Imbas Ayah Judi Online, Mahasiswa Ini Berjuang Kuliah Sambil Kerja


ZK, mahasiswa asal Pekalongan nyambi kerja karena ayah pernah judol
ZK, mahasiswa asal Pekalongan nyambi kerja karena ayah pernah judol. Foto: Dok. pribadi ZK

Seorang mahasiswa sebuah perguruan tinggi di Pekalongan, Jawa Tengah berinisial ZK (20) harus berjuang kuliah sambil kerja untuk membayar UKT, biaya hidup adik, dan dirinya sendiri. Pasalnya, sang ayah pernah terlibat judi online yang mengakibatkan ekonomi keluarga berantakan.
“Semua barang, semua mobil itu digadaikan semuanya, bahkan rumah pun itu sampai dijual gitu,” ungkapnya kepada detikEdu pada Kamis (20/06/2024), ditulis Rabu (26/6/2024).
ZK (20) awalnya berniat kuliah di Yogyakarta dan sempat keterima di salah satu PTN. Namun, ia mengurungkan niatnya berkuliah di Jogja karena UKT yang didapatkan tidak sebanding dengan ekonominya.
“Itu UKT-nya aku dapat yang nomor berapa, nomor delapan kayaknya itu sekitar 5 juta hampir 6 jutaan pokoknya belum lagi tempat tinggalnya, hidup di Jogja, belum lagi makanannya ya kalau dipikir-pikir ya agak susah juga kalau luar kota gitu,” jelasnya.
Untuk itu, ia memilih berkuliah di kota tempat tinggalnya, dan beberapa kali bekerja dengan profesi yang berbeda-beda setiap semesternya.
“Karena faktor ekonomi, bapak saya itu ya bisa dikatakan agak kurang mampu untuk bisa membiayai kuliah saya, nah ibu saya pun juga, Ibu saya cuman itu cuman kerjanya dia penjaga warung, jadi enggak terlalu banyak penghasilannya kan, jadi ya saya mau kuliah harus punya income yang lainnya,” terangnya.
UKT yang ia dapatkan sejumlah Rp 3,2 juta dimana UKT tersebut dibayarkan melalui hasil jerih payahnya dan bantuan dari dua saudaranya, ada yang bekerja sebagai guru honorer dan ada yang bekerja di perusahaan top-up game
“Ya walaupun mereka gajinya pas-pasan, tahu sendiri kan honornya berapa,” ujarnya.
Ekonomi yang dirasa masih kurang membuat ZK berani menjalankan beberapa usaha di tiap semester.
“Setiap semester itu beda-beda kerjaannya kalau yang semester pertama itu aku jualan susu sapi, ya jualan susu sapi di pinggir jalan. Terus semester duanya aku juga ngajar. Semester tiganya aku masih ngajar Bahasa Inggris sampai semester 4 sekarang jadi host live streaming di TikTok sama Shopee,” paparnya.
ZK memiliki dua kakak dan satu adik. Adiknya tengah mengenyam pendidikan di salah satu pesantren di kotanya. Ia mengaku biaya hidup adiknya berasal dari penghasilan yang ia dapat dan dari saudaranya.
“Uang jajan terus kayak uang bulanan itu aku yang ngasih jadi kita kayak berbagi sharing gitu, sharing penghasilan gitu nanti kamu biayain adik ya untuk yang uang jajan sebulannya berapa, katakanlah 400 atau 300 sebulannya gitu, nanti untuk yang bayar sekolah atau bayar pondok pesantren, nanti dibayarin oleh kakak saya gitu,” jelas ZK.
Untuk di semester 4 ini, ZK bekerja sebagai host live di marketplace. Pekerjaan ini membuat dirinya harus mengatur strategi agar kuliah dan pekerjaannya berjalan dengan baik, jam kerja ZK sendiri 5 jam sehari.
“Intinya tuh harus pintar ngatur KRS,” ungkapnya.
“Pokoknya aku harus dapat yang paling pagi jam 8 dan pulang jam 1 sudah dapat,” tambahnya.
Ia bekerja dalam dua sesi live. Sesi pertama dimulai dari jam 5 sampai jam 7 pagi. Sesi kedua dimulai dari jam 2 sampai jam 5 sore.
Mahasiswa ZK mencoba peruntungannya untuk mendaftar KIP-Kuliah, tetapi ditolak. ZK sendiri menyebut kemungkinan ia tertolak karena urusan administrasi ayahnya. Ia harus menggunakan KK di mana alamatnya masih rumah lamanya yang sudah dijual karena judi online.

“Itu masih rumah yang pertama yang agak besar, ada mobilnya ada gerbangnya itu kan kaya kan masih di situ. Jadi kayak mungkin dari pihak beasiswa KIP itu melihat, ‘Ah ini orang kaya nih jadi kayaknya enggak usah dapat lah’, padahal aku emang membutuhkan gitu,” beber ZK.
Selain KIP, ia mencoba berbagai beasiswa seperti beasiswa BSI dan BI. Namun, semuanya menolak ZK. Untuk meringankan UKT-nya, ia juga mengajukan keringanan pada setiap semester.
“Aku minta terus tuh dari semester pertama, semester dua, dan semester tiga itu baru dikabulkan pun itu cuman dari 3,5 menjadi 3,2 berkurang sekitar 300.000, ya walaupun sedikit ya,” sebutnya.
Kuliah sambil kerja bukanlah hal yang mudah, apalagi dalam mengatur jam belajar dan kerja, begitupun mahasiswa ZK yang mengaku jika nilainya turun bahkan pernah mendapatkan C dalam salah satu mata kuliahnya.
“Jadi kayak habis pulang kerja itu aku biasanya makan, main game, belajar dikit, enggak terlalu banyak belajar sih, cuman baca-baca buku doang. Semester dua tuh, aku tuh kayak apa namanya ya malas-malasan,” ujarnya.
Meskipun demikian, ZK mulai sadar ketika berada di semester tiga, ia melihat bahwa teman-temannya memiliki niat dalam kuliah, dibandingkan dirinya. Hal itu memotivasi dirinya untuk giat belajar dan pada akhirnya berhasil menaikkan nilai akademiknya.
Dalam bekerja, ia juga mendapatkan soft skill yang baik, seperti ketika jualan susu sapi di pinggir jalan dan menawari ke orang-orang yang lewat. Ia mengungkapkan jika itu melatih mentalnya.
Pekerjaan yang sedang ia lakukan sekarang juga pun dapat melatih skill public speaking dan berefek sangat baik ketika presentasi di kelas.

Untuk lebih lengkapnya Klik Disini!!