Kesehatan Terkini : Pakai Bantal Beras untuk Cegah Kepala Bayi 'Peyang', Beneran Ngaruh? Ini Faktanya


Penyebab Bentuk Kepala Bayi Baru Lahir Lonjong, Apakah Bisa Kembali Normal?
Ilustrasi bayi. (Foto: Getty Images/iStockphoto/CokaPoka)

Menggunakan bantal beras untuk bayi yang baru lahir masih dianggap sebagai salah satu cara ampuh untuk mencegah atau mengatasi kepala peyang. Apakah hal itu benar-benar berpengaruh?
Ketua umum Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Dr Ade Jubaedah, SSiT, MM, MKM menegaskan hal tersebut adalah mitos. Menurut Ade, keberadaan kepercayaan seperti ini menunjukkan bahwa edukasi terkait kesehatan anak masih harus terus dilakukan.
Kerjasama oleh berbagai pihak perlu dilakukan agar masyarakat lebih memahami kondisi yang terjadi pada anak. Salah satu bentuk edukasi salah satunya bisa dilakukan oleh bidan, kader-kader kesehatan, hingga tokoh masyarakat.
“Sebenarnya itu mitos ya yang terjadi di masyarakat. Di mana takut misalnya kepalanya seperti apa, gitu ya,” kata Ade ketika berbincang dengan detikcom di Jakarta Utara, Senin (24/6/2024).
“Kader kesehatan kita juga memberikan pembinaan. Kader itu juga ujung tombak sehingga mereka itu bisa memberi edukasi bahwa hal itu tidak ada manfaatnya. Memang lebih banyak mudharatnya dibandingkan dengan manfaatnya,” sambungnya.
Ade menjelaskan terdapat beberapa kondisi yang melatarbelakangi bentuk kepala bayi yang ‘peyang’. Misalnya disebabkan oleh digunakannya alat vakum dalam proses persalinan. Menurutnya, kondisi itu merupakan hal yang normal terjadi.
Ia meminta orang tua tidak khawatir ketika menemukan anak mereka memiliki bentuk kepala yang ‘tidak umum’. Dalam kebanyakan kasus, bentuk kepala tersebut akan kembali seperti semula.
“Ada proses yang melalui alat, terus waktu di persalinan, lama persalinan di itu juga sangat berpengaruh terhadap adanya caput (succedaneum) atau adanya cephal,” jelas Ade.

“Sebenarnya itu sudah ada obat bagaimana cara mengatasi agar tidak terjadi caput succedaneum, maupun cephal hematoma,” tambahnya.
Caput succedaneum merupakan kondisi benjolan berisi cairan di bawah kulit kepala, sedangkan cephalhematoma merupakan benjolan berisi darah yang terletak di antara tulang tengkorak dan selaput tulang tengkorak bayi.
“Itu biasanya akan kembali ke bentuk normal. Kalau caput itu biasanya hilangnya cuma dalam dua sampai tiga hari hilang, kalau cephal hematoma,” tandasnya.

Untuk lebih lengkapnya Klik Disini!!