Edukasi Terkini : Teks Anekdot: Pengertian, Ciri-ciri, Struktur, Kaidah Bahasa, dan Contohnya


Teks Anekdot Adalah
Ilustrasi teks anekdot Foto: Istimewa

Pernahkah detikers membaca atau mendengar sesuatu yang lucu atau hal yang menarik dan merupakan sindiran yang menggambarkan kejadian atau orang sebenarnya? Nah itu adalah teks anekdot.
Teks anekdot digunakan untuk menyindir orang penting tanpa merasa tersinggung, selain itu juga dan mengandung amanat, moral, serta ungkapan suatu kebenaran. Untuk dapat memahami teks anekdot lebih dalam, berikut penjelasan lengkapnya!
Mengutip dari buku Teks Anekdot, teks anekdot adalah cerita singkat yang di dalamnya mengandung unsur lelucon, menarik, dan mengesankan. Umumnya teks anekdot menceritakan orang penting atau terkenal berdasarkan kejadian nyata, namun tidak harus didasarkan pada kejadian nyata atau pun bercerita tentang orang penting.
Di dalam KBBI, anekdot merupakan cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian sebenarnya.
Berbagai topik dapat disampaikan pada teks anekdot, seperti pendidikan, politik, hukum, sindiran, kritik, dan sebagainya. Dalam teks anekdot itu sendiri, diketahui bahwa tidak hanya berisikan kisah-kisah lucu tetapi juga terdapat amanat, moral, serta ungkapan tentang suatu kebenaran.
Anekdot digunakan untuk menyampaikan kritik, tetapi tidak dengan cara kasar dan menyakiti, anekdot bisa menyadarkan kekeliruan orang lain, tanpa harus merasa tersinggung.
Dikutip dari Modul Anekdot Bahasa Indonesia terbitan Kemendikbud, berikut ciri-ciri teks anekdot, yaitu:
1. Bersifat humor atau lelucon, artinya teks anekdot berisikan cerita lucu atau bualan.
2. Bersifat menggelitik, artinya teks anekdot akan membuat pembacanya merasa terhibur dengan kelucuan di dalam teks.
3. Memiliki tujuan tertentu
4. Bersifat menyindir atau mengkritik
5. Bisa jadi mengenai orang penting
6. Kisah Cerita yang dibuat hampir menyerupai dongeng
7. Terkadang menceritakan tentang karakter hewan dengan manusia yang terhubung secara umum dan realistis.
Suatu teks tentu memiliki unsur-unsur pembangun, baik internal maupun eksternal. Unsur-unsur pembangun teks anekdot tidak jauh berbeda dengan unsur-unsur pembangun teks fiksi lainnya, yaitu sebagai berikut:
Tema merupakan gagasan umum yang menjadi dasar pengembangan seluruh cerita. Tokoh adalah para pelaku yang terdapat dalam cerita
Latar dibedakan ke dalam empat unsur pokok berikut:
· latar tempat, mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam cerita.
· Latar waktu, berhubungan dengan waktu terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam cerita.
· Latar suasana, mengacu dengan suasana yang terjadi pada lokasi dan waktu tertentu dalam cerita.
· Latar sosial, mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan status tokoh yang diceritakan serta perilaku sosial masyarakat di suatu tempat yang dijelaskan dalam cerita.
Sudut pandang merupakan teknik yang dipilih [pencerita untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya. Sudut pandang dalam cerita terdiri atas dua macam, yaitu pesona orang pertama dan ketiga.
Seperti dikutip dari buku Teks Anekdot, terdapat 5 macam struktur penulisan teks anekdot, yaitu:
Abstrak merupakan bagian awal teks anekdot, dan secara umum berisi tentang gambaran awal sebuah kejadian tertentu.
Bagian kedua adalah orientasi, yakni penjelasan tentang latar belakang yang mengawali sebuah kisah yang di dalamnya terdapat sebuah masalah atau konflik yang nantinya dijadikan sebagai inti cerita pada teks anekdot. Kalimat ini biasanya di paragraf kedua setelah abstrak pada teks.
Tahap selanjutnya yang perlu ditulis yakni tentang permasalahan pokok yang menjadi inti cerita. Disini penulis bisa berkreasi sekreatif mungkin dalam menggunakan kalimat-kalimat yang menarik, salah satunya dengan memasukkan unsur humor yang bisa meningkatkan minat para pembaca.
Paragraf krisis bisa ditulis dengan lebih panjang hingga masalah yang terjadi benar=benar berada dalam puncaknya.
Setelah menulis paragraf krisis tentang masalah yang ada maka langkah selanjutnya adalah menulis paragraf reaksi. Pada bagian ini biasa memuat tentang solusi atau penyelesaian suatu masalah yang telah dialami oleh para tokoh.
Penulis pun bisa menambahkan sedikit unsur humor dan sindiran yang tajam kepada para tokoh di dalam cerita.
Hampir semua teks yang berisi tentang kisah atau cerita disebut koda, termasuk pada teks anekdot. Bagian ini berfungsi mengakhiri sebuah cerita dari teks anekdot sesuai dengan keinginan penulis.
Teks anekdot memiliki tujuan yang ditujukan kepada pembaca dalam setiap kisah cerita yang ditulis. Tujuan-tujuan tersebut merupakan latar belakang bagi pengarang atau penulis untuk menulis sebuah teks anekdot. Berikut ini adalah tujuan dari penulisan teks anekdot:
· Sarana untuk membangkitkan tawa bagi pembacanya
· Sarana untuk menghibur
· Sarana untuk mengkritik.
Teks anekdot memiliki kaidah kebahasaan tersendiri sehingga berbeda dengan teks lainnya. Adapun kaidah kebahasaan teks anekdot adalah sebagai berikut:
· Menggunakan kata keterangan waktu lampau.
· Menggunakan kata penghubung.
· Menggunakan kata kerja.
· Menggambarkan urutan peristiwa berdasarkan waktu.
· Menggunakan jenis pertanyaan retorik, yaitu kalimat pertanyaan yang tidak mengharuskan untuk dijawab.
Baju Tahanan KPK
Dua orang kader partai politik sebut saja namanya Dewi dan Wulan, Mereka bermaksud mencalonkan dirinya sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah.
Setelah menyerahkan berkas pencalonannya ke KPU di daerahnya, Dewi dan Wulan mengobrol sambil minum teh di kantin gedung tersebut. Mereka berdua terlibat percakapan seru.
Dewi : “Wulan, banyak politisi di negeri kita sudah kaya raya!”
Wulan : Kalau masalah itu, aku juga sudah tahu, Wi!”
Dewi : ” Saking kayanya mereka, mereka mampu mempunyai baju termahal di Indonesia.”
Wulan : “Loh, maksudnya baju termahal itu apa?”
Dewi : “Yah, apalagi kalau bukan baju tahanan KPK.”
Wulan : “Kok malah baju tahanan KPK?” (Bingung)
Dewi : “Iyalah, coba kamu pikir, seorang politisi minimal harus mencuci uang negara 1 milyar terlebih dahulu baru bisa memakai baju tersebut.”
Wulan :” Oooh, begitu toh maksudmu, baru paham aku.”
Mereka kemudian memesan teh lagi sambil mengenang teman-teman mereka yang sudah bisa memakai baju termahal tersebut.

ANAK ARTIS

Pada suatu hari di salah satu warung tenda kawasan Kemang.
Devano, anak salah satu artis terkenal memanggil pelayan untuk meminta nota pembayaran.
Devano : “Berapa semuanya?”
Pelayan : “Semuanya Rp 132.000,00, Kak.”
Devano yang memang ngga punya uang lima puluh ribuan langsung saja menyodorkan dua lembar
seratus ribu.
Pelayan : “Ini kak, kembaliannya.”
Devano : “Sudah… simpan saja buat keluarga kamu.”
Pelayan merasa senang karena menerima enam puluh delapan ribu rupiah dan langsung berterima
kasih kepada Devano.
Setelah beberapa jam kemudian, Keisha yang juga anak artis terkenal memanggil pelayan untuk
meminta nota pembayaran.
Keisya : “Berapa semuanya?”
Pelayan : “Semuanya Rp 127.000,00, Kak.”
Keisya menyodorkan tiga lembar lima puluh ribu.
Pelayan : “Ini kak, kembaliannya.”
Devano : “Sudah… simpan saja tip untuk kamu.”
Pelayan langsung memasukkan kembalian itu ke kantongnya dan berterima kasih banyak ke
Keisya.
Setelah beberapa jam Soimah pun memanggil pelayan untuk meminta nota pembayaran
Soimah : “Berapa?”
Pelayan : “Semuanya Rp 145.000.”
Soimah menyodorkan tiga lembar lima puluh ribu dan menunggu beberapa menit, kemudian..
Soimah : “Loh, mana uang kembalian saya?’
Pelayan : “Ah, Kakak, masa uang lima ribu rupiah saja dikembalikan. Tadi Devano dan Keisya
kembaliannya enam puluh delapan ribu rupiah dan dua puluh tiga ribu saja diberikan
ke saya, masa kakak yang artis terkenal, lima ribu saja minta dikembalikan?”
Soimah : “Tunggu dulu kamu tahu siapa Devano dan Keisya?”
Pelayan dengan cekatan menjawab:
“Yah tahu, Kak! Devano dan Keisya anak artis terkenal.”
Soimah : “Pintar kamu, tahu mereka anak artis. Nah sedangkan saya, kan anak penjual ikan!!
Sekarang, mana kembalian saya?”
Pelayan : “!%$%?”

Untuk lebih lengkapnya Klik Disini!!