Edukasi Terkini : Sosok Gajah Mada dari Bima & Brajanata, Beda dengan Versi M Yamin
Siswa-siswi Indonesia pasti pernah mendengar nama Gajah Mada, mahapatih (perdana menteri) Kerajaan Majapahit yang terkenal akan sumpahnya untuk mempersatukan Nusantara.
Sampai saat ini, sosok wajah Gajah Mada masih menjadi misteri. Sebab, tidak ada patung, arca, ataupun lukisan yang benar-benar menggambarkan sosoknya. Berbagai pihak telah mencoba memvisualisasikan wajah Gajah Mada dari sumber-sumber sejarah yang ada.
Di buku-buku teks yang dipakai di sekolah, kamu mungkin pernah melihat foto Gajah Mada. Biasanya beliau digambarkan sebagai sosok berwajah bulat gemuk dengan tulang pipi dan dahi yang menonjol.
Ternyata, visualisasi ini merupakan interpretasi Muhammad Yamin, sejarawan sekaligus Menteri Penerangan pada masa pemerintahan Presiden Soekarno.
Visual ini pertama kali muncul pada buku M. Yamin yang berjudul Gajah Mada: Pahlawan Persatuan Nusantara yang terbit tahun 1945. Mengutip buku tersebut, interpretasi wajah Gajah Mada itu berasal dari temuan arca tanah liat yang digali dekat puri Gajah Mada di Trowulan (Majapahit).
Yamin menggambarkan Gajah Mada sebagai seseorang yang rupanya “penuh dengan kegiatan yang mahatangkas dan air mukanya menyinarkan keberanian seorang ahli politik yang berpandangan jauh.”
Namun, para arkeolog tidak setuju dengan keakuratan visualisasi ini. Sebab, tidak ada bukti kalau arca yang digali di Trowulan itu merupakan sosok Gajah Mada.
Hutomo Setia Budi dkk., dari program doktorat seni Institut Seni Indonesia Denpasar menawarkan visualisasi alternatif Gajah Mada. Dalam artikel yang terbit di jurnal VCD Journal of Visual Communication Design pada Juli 2023 lalu, mereka menjelaskan proses visualisasi ini melalui dua tahap.
Langkah pertama adalah pengumpulan data dengan meriset mengenai Mahapatih Gajah Mada dan kondisi budaya pada masa Kerajaan Majapahit. Riset ini dilakukan secara kualitatif dengan metode studi literatur dan wawancara.
Melalui pengumpulan data, para peneliti menemukan bahwa sosok Gajah Mada kemungkinan adalah inspirasi karakter Brajanata dan Kertala pada cerita Panji serta tokoh Bima pada kisah Mahabarata.
Menurut Prof. Agus Aris Munandar, seorang arkeolog yang telah melakukan banyak riset dan menulis banyak buku serta artikel mengenai Gajah Mada, cerita Panji mengisahkan kejadian-kejadian di Kerajaan Majapahit. Sebab, ada banyak kesamaan tokoh-tokoh di cerita Panji dengan tokoh-tokoh penting di Kerajaan Majapahit.
Di era akhir Kerajaan Majapahit, banyak patung tokoh Bima yang dibangun dengan kesamaan dengan patung Brajanata. Berdasarkan penemuan ini, para peneliti memutuskan menggunakan patung Brajanata dan Bima sebagai referensi untuk visual Gajah Mada.
Dalam proses desainnya, para peneliti menganalisis patung Bima dan Brajanata untuk menentukan elemen-elemen mana saja yang akan digunakan untuk memvisualisasi Gajah Mada. Hasilnya, beginilah visual Gajah Mada berdasarkan patung Bima dan Brajanata.
Gajah Mada memiliki tubuh tinggi, besar, dan kokoh dengan kumis bergelombang. Untuk pakaian, Gajah Mada mengenakan ikat kepala dengan ukiran yang disebut jamang. Beliau mengenakan ban lengan denga motif ular, ikat pinggang dengan motif kepala Kala untuk mengusir bahaya, dan Upawita (tali kasta) yang menyilang di bagian depan tubuh untuk menandakan kasta sosial Gajah Mada.
Untuk senjatanya, Gajah Mada digambarkan menggunakan keris cundrik serta tongkat berbentuk oval. Jika sedang menerima perintah dari raja, keris digantungkan di bagian belakang tubuh. JIka sedang bertugas, keris digantungkan di bagian depan.
Mungkin di masa depan, akan ada lagi visual Gajah Mada yang menggunakan referensi lain. Meski sosok pastinya masih menjadi misteri, semangat Gajah Mada mempersatukan Nusantara patut menjadi teladan dan sumber inspirasi bagi kita semua.
Untuk lebih lengkapnya Klik Disini!!