Edukasi Terkini : Perubahan Iklim Ciptakan Jalur Air Laut Baru di Antartika, Belum Pernah Dieksplorasi!
Perubahan iklim membuat lapisan es di Antartika mencair dengan sangat cepat. Bukan dari atas karena sinar matahari, beberapa pencairan malah terjadi di bawah lapisan es.
Hal ini terjadi karena ada air hangat yang mengalir di bawah lapisan es tersebut. Namun prosesnya tidak berhenti sampai disitu saja.
Ketika air lelehan es memasuki lautan, air tersebut akan terbawa arus hingga ke sekitar pantai Antartika. Akibatnya, akan terbentuk jalur air laut baru yang berada jauh di hilir serta belum dipetakan.
Para Profesor Sains dan Teknik Lingkungan dari California Institute of Technology (Caltech), Andy Thompson, John S dan Sherry Chen menyebutkan dulu jalur air laut yang terbentuk karena lelehan es dianggap sebagai sistem yang terisolasi.
Namun, sekarang peneliti harus memahami bila lapisan ini punya hubungan yang kuat dengan keadaan arus di sepanjang pantai Antartika. Pemahaman ini perlu dilakukan pemetaan agar bisa memprediksi laju pencairan dan kenaikan permukaan air laut.
“Apa yang terjadi di satu lapisan es dapat mengubah proses di lapisan es lainnya. Untuk memprediksi perubahan secara akurat, kita harus memahami efek domino yang ditimbulkannya terhadap satu sama lain,” tutur ketiganya dikutip dari laman resmi Caltech.
Selama lebih dari satu dekade, para peneliti laboratorium Thompson telah mempelajari keadaan laut Antartika. Namun, sebuah studi baru yang dipimpin oleh ilmuwan senior Mar Flexas menemukan data berbeda.
Ia mengumpulkan data menggunakan sebuah kendaraan khusus untuk mendeteksi bawah air dan anjing laut yang dipasang sebuah sensor di kepalanya. Hasilnya ditemukan jalur arus baru yang mengalirkan air lelehan ke wilayah yang dikenal sebagai Laut Bellingshausen.
Laut Bellingshausen diketahui terdapat di sisi Antartika yang paling dekat dengan Amerika Selatan. Wilayah ini tidak banyak dipelajari namun punya peran yang sangat penting.
“Ini merupakan tempat pertama di mana air hangat dari Samudera Atlantik dan Pasifik bertemu hingga akhirnya bisa mencapai lapisan es,” kata Thompson.
Penelitian lebih mendalam dilakukan untuk mengidentifikasi jalur air laut Bellingshausen ini. Mereka juga menggunakan data dari kolaborasi para peneliti selama puluhan tahun dari beberapa institusi.
Data ini diambil dari pergerakan anjing laut yang dilengkapi sensor kecil. Sensor ini berguna untuk mengukur sifat-sifat lautan saat hewan tersebut melakukan aktivitasnya dan menyelam di lautan untuk mencari makanan.
Program pencarian data ini disebut Marine Mammals Exploring the Oceans Pole to Pole (MEOP) dan hasilnya bisa digunakan secara umum bagi peneliti. Flexas dan timnya juga menggunakan data dari pesawat layang bawah laut milik laboratorium Thompson.
Bellingshausen dan Amundsen sama-sama berasal dari lelehan lapisan es. Namun, salah satu jalur menyusuri pantai dan dapat meningkatkan pencairan lapisan es di hilir karena memerangkap air hangat di kedalaman. Sedangkan jalur lainnya kembali mengalirkan air hangat ke laut terbuka.
Penelitian semakin menarik usai data dari anjing laut dipaparkan. Sensor anjing laut mengungkapkan ada sebuah palung atau ngarai yang sebelumnya tidak diketahui di dasar jalur air laut baru ini. Para peneliti menamainya dengan Seal Through.
Bagi para peneliti eksplorasi jalur air laut yang baru ditemukan ini adalah langkah penting. Terutama dalam memahami bagaimana pencairan lapisan es dapat mempengaruhi sirkulasi di Antartika dan seluruh benua.
Ketika lautan terus memanas akibat dari perubahan iklim, diperlukan pemahaman yang lebih baik mengenai proses baru yang terjadi di dekat pantai Antartika. Sehingga mereka bisa memprediksi tingkat kenaikan permukaan laut global di masa depan.
Untuk lebih lengkapnya Klik Disini!!