Edukasi Terkini : Kopi Tanpa Kafein, Lebih Sehat atau Tidak? Ini Faktanya
Pernah mendengar kopi tanpa kafein? Umumnya, kopi yang kerap disebut kopi decaf tersebut menjadi pilihan minuman bagi orang yang memiliki penyakit asam lambung. Lantas apakah lebih sehat?
Seperti yang diketahui, kopi mengandung kafein yang dapat memicu naiknya asam lambung. Kandungan kafein yang berlebihan ini juga bisa menimbulkan susah tidur, cemas, hingga gangguan lainnya.
Oleh karena itu, banyak orang yang suka kopi kemudian memilih kopi tanpa kafein. Namun, ternyata banyak ahli yang mengkhawatirkan hal ini.
Atas tren baru ini, banyak penelitian kemudian menganalisis metode yang digunakan untuk menghilangkan kafein dari biji kopi dan menghilangkan implikasi kesehatannya.
Di sisi lain, kelompok aktivis lingkungan di Amerika juga telah mengajukan petisi kepada Badan Pengawas Makanan dan Obat- obatan Amerika Serikat yakni Food and Drug Administration (FDA). Petisi tersebut berisi agar FDA mempertimbangkan larangan bahan kimia yang umum digunakan untuk membuat kopi tanpa kafein.
Nyatanya, kopi tanpa kafein ini memang mangandung senyawa kimia. Sebab, proses menghilangkan kafein pada kopi menggunakan metilen klorida, yaitu bahan kimia yang menyebabkan kanker tertentu, kerusakan hati, hingga kematian.
Pada proses menghilangkan kafein pada kopi, perlu menggunakan beberapa jenis pelarut. Biji kopi harus dicampur dalam pelarut panas untuk membantu mengekstraksi molekul kafein, yaitu meninggalkan kopi tanpa kafein setelah pelarut dihilangkan.
Ada 4 pelarut utama yang digunakan, yaitu metilen klorida atau metode Eropa, etil asetat, metode air Swiss yang menggunakan air panas, dan metode karbon dioksida.
Setiap metode dapat memengaruhi rasa dan komposisi kimia kopi. Namun, metilen klorida menjadi metode yang paling umum dan banyak digunakan.
Dikutip dari situs National Geographic Internasional, sebuah pengujian independen terhadap merek kopi menemukan metilen klorida konsisten berada di bawah batas FDA. Menurut FDA, kadar sisa kopi tanpa kafein wajib tidak melebihi 10 bagian per juta.
Metilen klorida ini tidak dilarang oleh semua orang. Seperti pada National Coffee Association dalam siaran pers-nya yang menyatakan bahwa banyak bukti ilmiah menunjukkan bahwa meminum kopi tanpa kafein dengan metilen klorida memiliki sejumlah manfaat.
Manfaat tersebut antara lain adalah umur yang lebih panjang dan penurunan risiko berbagai jenis kanker dan penyakit kronis. Namun tetap saja banyak orang yang tidak menyukai metode metilen klorida ini.
Meski begitu, ppara advokat menyatakan kekhawatirannya bahwa banyak orang yang beralih ke kopi tanpa kafein menjadi lebih rentan terhadap efek bahan kimia. Hal ini termasuk wanita hamil dan orang-orang dengan kondisi kesehatan yang memutuskan beralih ke kopi tanpa kafein.
Penggunaan metilen klorida untuk menghilangkan kafein pada kopi diketahui memiliki sejumlah manfaat kesehatan, tetapi bergantung pada proses yang digunakan.
Metilen klorida atau metode air Swiss yang digunakan untuk dekafeinasi kopi, ternyata menghasilkan kadar fenol yang lebih rendah dibandingkan menggunakan etil asetat atau karbon dioksida cair.
Kopi tanpa kafein mempertahankan lebih dari 80% tingkat antioksidan asli dibandingkan kopi biasa. Perlu diketahui bahwa antioksidan dalam kopi bisa menetralisir radikal bebas dan meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit seperti kanker dan asam urat.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kopi tanpa kafein mengandung manfaat yang diperoleh dari antioksidan tersebut.
Namun, Environmental Protection Agency atau Badan Perlindungan Lingkungan baru-baru ini melarang bahan kimia tersebut untuk keperluan industri karena akibat yang ditimbulkan.
Direktur Eksekutif Clean Label Project, Jaclyn Bowen, menganjurkan penggantian penggunaan metilen klorida dengan opsi lainnya. Alternatif yang dianjurkan seperti metode air Swiss yang kini semakin banyak digunakan oleh perusahaan kopi besar.
Untuk lebih lengkapnya Klik Disini!!