Edukasi Terkini : Hati-hati! Jenis Makanan Ini Ternyata Bisa Menimbulkan Kecemasan dan Depresi


Ilustrasi Makanan Tidak Sehat
Foto: Getty Images/iStockphoto/Farknot_Architect/Ilustrasi makanan tidak sehat

Media sosial banyak memengaruhi pola makan orang-orang masa kini. Banyak orang tergiur untuk makan makanan yang dilihat di media sosial meski kurang sehat. Lantas, apa benar pola makan buruk bisa bikin depresi?
Sebagian orang, mungkin sangat menyukai makanan cepat saji, berminyak, hingga mengandung senyawa kimia tertentu. Padahal, banyak penelitian telah menunjukkan, makanan yang kurang sehat dalam jangka panjang bisa memperburuk kesehatan.
Salah satunya, studi yang dipublikasikan di jurnal Nutritional belum lama ini. Studi ini mengungkapkan bahwa pola makan yang buruk memengaruhi senyawa kimia yang terdapat pada otak dan menyebabkan timbulnya kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan.
Penelitian ini melibatkan 30 sukarelawan yang kemudian melihat bagaimana hubungan pola makan dengan senyawa kimia dan struktur pada otak manusia.
Tak banyak orang tahu, bahwa ketika kita memakan makanan yang tidak baik, maka bisa terjadi penurunan senyawa GABA (gamma aminobutyric acid) dan meningkatkan glutamat. Senyawa-senyawa tersebut merupakan neurotransmiter.
Mengutip Science Daily, GABA memiliki efek menenangkan pada otak dalam mengatur kecemasan, tidur, dan respon stress. Ketidakseimbangan GABA ini sering dikaitkan dengan berbagai gangguan mental.
Bersamaan dengan itu, volume grey matter atau materi abu-abu yang terdapat pada area depan otak, akan berkurang akibat makanan yang tidak baik atau kurang sehat. Hal ini bisa mengakibatkan perubahan perasaan seseorang melalui kondisi senyawa kimia terhadap makanan yang dikonsumsi.
“Bagian otak ini terlibat dalam masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan,” kata Dr Piripil Hepsomali dari University of Reading.
“Saya ingin mencatat bahwa GABA dan glutamat juga terlibat erat dalam nafsu makan dan asupan makanan. Berkurangnya GABA dan atau peningkatan glutamat mungkin juga menjadi faktor pendorong dalam membuat pilihan makanan yang tidak sehat,” imbuhnya.
Maka dari itu, ia menegaskan untuk bisa makan dengan baik. Sebab, memang ada hubungan melingkar antara makan yang baik akan memiliki otak yang lebih sehat. Pada gilirannya, kesejahteraan mental yang lebih baik bisa terwujud dengan membuat pilihan makanan yang lebih baik pula untuk dimakan.
Meski begitu, peneliti belum menemukan penyebab yang pasti tentang pola makan yang buruk bisa memengaruhi kesehatan mental manusia. Namun, mereka mengungkapkan kemungkinan beberapa faktor, yakni:

1. Obesitas dan pola makan yang tinggi lemak jenuh dapat memengaruhi metabolisme glutamat, GABA, dan transmisi saraf, ini sudah terbukti dalam studi hewan.
2. Perubahan mikrobioma usus akibat makanan tinggi lemak yang dikonsumsi terus menerus dapat memengaruhi produksi GABA dan glutamat.
3. Konsumsi tinggi lemak dan gula mengurai jumlah interneuron parvalbumin, yang penting untuk pengiriman GABA.
4. Pola makanan yang tidak sehat meningkatkan kadar glukosa darah dan insulin, yang pada akhirnya meningkatkan glutamat otak dan plasma serta mengurai produksi GABA.
5. Konsumsi tinggi lemak dan kolesterol dapat mengubah membran sel, memengaruhi pelepasan neurotransmiter.

Untuk lebih lengkapnya Klik Disini!!