Edukasi Terkini : Bukan Manusia Modern! Ini Pencipta Situs Pemakaman Tertua di Dunia


An archaeologist cleans skeletal and ceramic remains, belonging to the Chancay culture and pre-Inca mummies that are around 1000 to 1200 years old, are found in the ruins of Macaton in Huaral, Peru, May 12, 2023. REUTERS/Sebastian Castaneda
Ilustrasi Situs Pemakaman. (Foto: REUTERS/Sebastian Castaneda)

Ahli paleontologi di Afrika Selatan menemukan situs pemakaman tertua di dunia. Uniknya, situs ini bukan diciptakan oleh manusia modern.
Dipimpin oleh ahli paleoantropologi terkenal Lee Berger, para peneliti telah menemukan beberapa spesimen Homo naledi, hominid Zaman Batu pemanjat pohon, terkubur sekitar 30 meter di bawah tanah dalam sistem gua. Situs ini ditemukan di area bernama Tempat Lahir Manusia, sebuah situs warisan dunia UNESCO dekat Johannesburg, Afrika Selatan.
“Ini adalah pemakaman paling kuno yang pernah tercatat dalam catatan hominin, lebih awal dari bukti pemakaman Homo sapiens setidaknya 100.000 tahun yang lalu,” tulis para ilmuwan dalam Science Alert dikutip Jumat (21/6/2024).
Temuan itu setidaknya berasal dari 200.000 SM. Pemakaman berbentuk oval di pusat studi baru juga ditemukan di sana. Lubang-lubang tersebut, menurut bukti-bukti yang ada, sengaja digali dan kemudian diisi untuk menutupi lima jasad.
“Penemuan ini menunjukkan bahwa praktik kamar mayat tidak terbatas pada H. sapiens atau hominin lain dengan ukuran otak besar,” kata para peneliti.
Homo naledi dituding sebagai pencipta dari situs pemakaman tertua ini. Spesies primitif ini berada di persimpangan antara kera dan manusia modern.
Nama Homo naledi diambil dari sistem gua “Rising Star” tempat tulang pertama ditemukan pada tahun 2013. Spesies ini memiliki otak seukuran jeruk dan tingginya sekitar 150 cm.
Ukiran yang membentuk bentuk geometris juga ditemukan pada permukaan pilar gua di dekatnya yang tampaknya sengaja dihaluskan.
“Itu berarti manusia bukan hanya tidak unik dalam mengembangkan praktik simbolik, tapi mungkin juga tidak menemukan perilaku seperti itu,” kata Berger.
Meskipun memerlukan analisis lebih lanjut, penemuan ini mengubah pemahaman tentang evolusi manusia.

“Penguburan, pembuatan makna, bahkan ‘seni’ bisa memiliki sejarah yang jauh lebih rumit, dinamis, dan non-manusia dibandingkan yang kita duga sebelumnya,” kata Agustín Fuentes, profesor antropologi di Universitas Princeton.
Carol Ward, antropolog di Universitas Missouri mengatakan bahwa temuan ini, memiliki potensi yang sangat penting. Ia berharap penguburan jenazah bisa membuka gerbang bagi evolusi manusia.
“Saya berharap dapat mempelajari bagaimana disposisi jenazah menghalangi kemungkinan penjelasan lain selain penguburan yang disengaja, dan untuk melihat hasilnya setelah diperiksa melalui tinjauan sejawat,” katanya.

Untuk lebih lengkapnya Klik Disini!!